1. Proses Mempengaruhi
-Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku sikap, baik itu individu atau kelompok
- Elemen-elemen proses mempengaruhi
Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain :
* Orang yang mempengaruhi
* Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan
* Orang yang di pengaruhi
- Metode-metode yang digunakan dalam mempengaruhi antaralain :
* Kekuatan fisik
* Penggunaan sanksi
* Keahlian, dan
* kharisma
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
* Antar perseorangan
* Kelompok dengan seseorang,dan
* Seseorang dengan Kelompok.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
-Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku sikap, baik itu individu atau kelompok
- Elemen-elemen proses mempengaruhi
Elemen-elemen yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain :
* Orang yang mempengaruhi
* Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan
* Orang yang di pengaruhi
- Metode-metode yang digunakan dalam mempengaruhi antaralain :
* Kekuatan fisik
* Penggunaan sanksi
* Keahlian, dan
* kharisma
Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan,
* Antar perseorangan
* Kelompok dengan seseorang,dan
* Seseorang dengan Kelompok.
2. Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan keputusan
adalah menentukan suatu jalan keluar dengan berkomunikasi secara bersama -
sama.
Keputusan terdiri dari
:
· Keputusan
Strategis
Yaitu
keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak dari suatu organisasi.
· Keputusan
Taktis
Keputusan
yang diambil oleh manajement menengah.
· Keputusan
Operasional
Keputusan
yang dibuat oleh manajemen bawah.
Pengambilan keputusan
secara universal didefinisikan sebagai pemilihan diantara berbagai alternative.
Pengertian ini mencakup baik pembuatan pilihan maupun pemecahan masalah.
Langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Menurut Herbert A.
Simon, Proses pengambilan keputusan pada hakekatnya terdiri atas tiga langkah
utama, yaitu:
Kegiatan Intelijen
Menyangkut pencarian berbagai
kondisi lingkungan yang diperlukan bagi keputusan.
Kegiatan Desain
Tahap ini menyangkut
pembuatan pengembangan dan penganalisaan berbagai rangkaian kegiatan yang
mungkin dilakukan.
Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian
kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
Sedangkan menurut
Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
Proses
pencarian/penemuan tujuan
Formulasi tujuan
Pemilihan Alternatif
Mengevaluasi
hasil-hasil
Pendekatan
konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING
ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Identifikasi dan
Diagnosa masalah
Pengumpulan dan
Analisis data yang relevan
Pengembangan dan
Evaluasi alternative alternative
Pemilihan Alternatif
terbaik
Implementasi keputusan
dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
Proses pengambilan
keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa
orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih
pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara
organisasi dalam pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ada
beberapa metode yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1. Kewenangan
Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode pengambilan
keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam
kepemimpinan
militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti
ketika
organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus
dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau
pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan
rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para
anggotanya.
Namun demikian, jika
metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan
persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota
organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang
bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara
bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang
diambil secara individual.
2. Pendapat
Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang seorang
anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert),
sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat
keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila
seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak
diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota lainnya.
Dalam banyak kasus,
persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana,
karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap
ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang
memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak
sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya,
menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan
yang rumit.
3. Kewenangan
Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat otokratik dalam
pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang
pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan
mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga
munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil
dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan
lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan dalam proses pembuatan
keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan
ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota organisasi akan bersaing
untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan. Artinya bagaimana para
anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan
keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan
(consensus)
Kesepakatan atau
konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian,
metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas
juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya
waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok
untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat.
Keempat metode
pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, tidak ada yang terbaik
dalam arti tidak ada ukuran-ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih
unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling
efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada
faktor-faktor:
Jumlah waktu yang ada
dan dapat dimanfaatkan
Tingkat pentingnya
keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
Kemampuan-kemampuan
yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan
keputusan tersebut.
Dari metode di atas
tersebut sangat berpengaruh dalam pengambilan keputusan, yaitu :
Kekuatan Mental
Kekuatan mental itu
sama seperti prinsip, jadi dalam organisasi harus punya prinsip.
Sanksi
Sanksi sangat perlu
dalam organisasi, agar tidak melakukan kesalahan yang sama baik itu pemimpin
maupun anggotanya.
Keahlian
Pemimpin harus punya
kekuatan mental dalam organisasi, jika tidak sama saja seperti pemimpin yang
tidak mempuanyi gelar.
Kharisma
Semua pemimpin harus
punya kharisma agar terus menjadi panutan bagi semua orang. Maka dari itu
kharisma merupakan citra baik yang di miliki seseorang agar menjadi panutan
semua orang.
Model-model
Pengambilan keputusan
a. Model
Perilaku Pengambilan keputusan
· Model
Ekonomi
yang dikemukakan oleh
ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha
mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk
memperoleh keuntungan maksimum
· Model
Manusia Administrasi
Dikemukan oleh Herbert
A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi
cukup keuntungan yang memuaskan
· Model
Manusia Mobicentrik
Dikemukakan oleh
Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu
bergerak bebas mengambil keputusan
· Model
Manusia Organisasi
Dikemukakan oleh W.F.
Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam
pengambilan keputusan
· Model
Pengusaha Baru
Dikemukakan oleh
Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
· Model
Sosial
Dikemukakan oleh Freud
Veblen dimana menurutnya orang seringb tidak rasional dalam mengambil keputusan
diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.
b. Model
Preskriptif dan Deskriptif
Fisher mengemukakan
bahwa pada hakekatnya ada 2 model pengambilan keputusan, yaitu:
· Model
Preskriptif
Pemberian resep
perbaikan, model ini menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan.
· Model
Deskriptif
Model ini menerangkan
bagaimana kelompok mengambil keputusan tertentu.
Model preskriptif
berdasarkan pada proses yang ideal sedangkan model deskriptif berdasarkan pada
realitas observasi
Disamping model-model
diatas (model linier) terdapat pula model Spiral dimana satu anggota
mengemukakan konsep dan anggota lain mengadakan reaksi setuju tidak setuju
kemudian dikembangkan lebih lanjut atau dilakukan “revisi” dan seterusnya.
Teknik-teknik
Pengambilan Keputusan
a. Teknik
Kreatif
· Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari
kelompok dengan memberikan kesempatan
para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
· Synectics
Didasarkan pada asumsi
bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan, dimaksudkan untuk
meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
b. Teknik
Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan.
· Teknik
Modern
- Teknik
Delphi
- Teknik
Kelompok Nominal
Contoh pengambilan
keputusan dalam organisasi
DPR yang masih ragu
dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan
bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di
naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa
ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi
yang tidak mampu ini adalah hal yg berat. Akibatnya pihak DPR pun belum
mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak.
Konsep konsep pengambilan keputusan :
Identifikasi dan diagnosis masalah
• Pengumpulan dan analisis data yang relevan
• Pengembangan & evaluasi alternantif
• Pemilihan alternatif terbaik
• Implementasi keputusan & evaluasi terhadap hasil -hasil
Model-model Pengambilan Keputusan :
•Relationalitas Keputusan
•Model-model perilaku pengambilan keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan :
• Teknik -teknik Kreatif: Brainstorming & Synectics
•Teknik -teknik Partisipatif
•Teknik -teknik pengambilan keputusan Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal
Kesimpulan : Proses mempengaruhi dan pengambilan keputusan adalah proses-proses manejerial karena secara nyata dilaksanakan oleh para manajer. Proses-proses ini juga merupakan proses-proses organisasional karena lebih penting daripada manajer individual dalam pengaruhnya pada pencapaian tujuan–tujuan organisasi. Ketiga proses organisasi dan manejemen ini merupakan bagian vital sistem organisasi formal dan mempunyai implikasi-implikasi sangat penting terhadap perilaku organisasional.
sumber: Sumber :
http://zzzfadhlan.wordpress.com/2011/05/27/proses-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi-2/
http://hutantropis.com/metode-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
http://lanicitraagustini.blogspot.com/2011/10/proses-yang-mempengaruhi-pengambilan.html
http://wahid-bismania.blogspot.com/2011/11/pengambilan-keputusan-dalam-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar