Pages

Ads 468x60px

Minggu, 15 April 2012

ILMU BUDAYA DASAR (KEINDAHAN)



KEINDAHAN DAN ESTETIKA

Menurut ilmu filsafat seni manusia adalah makhluk pemuja keindahan. lewat panca indera manusia dapat menikmati keindahan dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya, serta  berupaya untuk dapat menikmatinya dalam waktu yang lama. Kalau tidak dapat memperolehnya manusia mencari kian kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan keindahan.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.


Estetika adalah salah satu cabang filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya. Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan filosofi seni.

Meskipun awalnya sesuatu yang indah dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan. Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan kemampuan mengabstraksi benda.


Keindahan adalah identik dengan kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada dua nilai terpenting dalam keindahan
  1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
  2. Nilai intrinsik adalah sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut, contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.

Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi. Ada tiga hal yang nyata ketika seseorang menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (Integrity) ada keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek tersebut. Ini biasanya disebut sebagai hukum keindahan.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.


KEINDAHAN DAN KEBUDAYAAN

Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik, elok dan molek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata“bellum” Akar katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual. Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa keindahan (seni : rasa indah),  Kebudayaan yang beraneka ragam menjadikan kesatuan keindahan yang luar biasa, beraneka macam kumpulan kebudayaan yang ada menjadikan keindahan yang beraneka ragam pula didalamnya.

Keindahan dan karya cipta

 


1.      Keindahan dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus yang berbicara tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak dari apa yang biasa dibicarakan oleh orang- orang Yunani mengenai buah pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya
“ Syimmetria”, untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. Misalnya pada seni pahat dan arsitektur dan “Harmonia” untuk keindahan bedasarkan pendengaran (musik). Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
a.       Keindahan Seni
b.       Keindahan Alam
c.       Keindahan Moral
d.       Keindahan Intelektual
2.      Keindahan dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3.      Keindahan dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan indera penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions). Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat (Id qout visum placet).
Pendapat lain tentang keindahan. Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya, jika kita bermusik, kita akan semakin mencari ‘feel’ apa yang cocok untuk hati kita. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni seperti pemandangan alam (Pantai, Pegunungan, Danau, Bunga, Lereng Gunung), manusia (wajah, mata, hidung, bibir, rambut, kaki, tubuh), Rumah (halaman, tatanan perabot rumah tangga dan sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Betapa indahnya pemandangan matahari pagi dari timur dan pemandangan sore hari ketika matahari sedang menuju peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian juga pemandangan yang indah ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan gunung yang menghijau dengan samudera yang membiru. Indahnya pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan pur nama yang sejuk dengan desiran angin sepoi- sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah merupakan keindahan yang universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan betapa indahnya ciptaan Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan” . (HR. Muslim)
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah karena dasarnya tidak benar.

Sumber :

Reade more >>