KEINDAHAN DAN ESTETIKA
Menurut ilmu filsafat seni manusia
adalah makhluk pemuja keindahan. lewat panca indera manusia dapat menikmati
keindahan dan setiap saat tak dapat berpisah dengannya, serta berupaya
untuk dapat menikmatinya dalam waktu yang lama. Kalau tidak dapat memperolehnya
manusia mencari kian kemari agar dapat menemukan dan memuaskan rasa dahaga akan
keindahan.
Manusia setiap waktu memperindah
diri, pakaian, rumah, kendaraan dan sebagainya agar segalanya tampak mempesona
dan menyenangkan bagi yang melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia
sangat gandrung dan mencintai keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk
konsumsi vital bagi indera manusia. Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana
yang relatif banyak untuk keindahan dan menguras tenaga serta harta untuk
menikmatinya, seperti bertamasya ke tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini
semakin mengesankan betapa besar fungsi dan arti keindahan bagi seseorang.
Agaknya semakin tinggi pengetahuan, kian besar perhatian dan minat untuk
menghargai keindahan dan juga semakin selektif untuk menilai dan apa yang harus
dikeluarkan untuk menghargainya, dan ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi
orang yang dapat menghayati keindahan.
Estetika adalah salah satu cabang
filsafat. Secara sederhana, estetika adalah ilmu yang membahas keindahan,
bagaimana ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya.
Pembahasan lebih lanjut mengenai estetika adalah sebuah filosofi yang
mempelajari nilai-nilai sensoris, yang kadang dianggap sebagai penilaian
terhadap sentimen dan rasa. Estetika merupakan cabang yang sangat dekat dengan
filosofi seni.
Meskipun awalnya sesuatu yang indah
dinilai dari aspek teknis dalam membentuk suatu karya, namun perubahan pola
pikir dalam masyarakat akan turut memengaruhi penilaian terhadap keindahan.
Misalnya pada masa romantisme di Perancis, keindahan berarti kemampuan
menyajikan sebuah keagungan. Pada masa realisme, keindahan berarti kemampuan
menyajikan sesuatu dalam keadaan apa adanya. Pada masa maraknya de Stijl di
Belanda, keindahan berarti kemampuan mengkomposisikan warna dan ruang dan
kemampuan mengabstraksi benda.
Keindahan adalah identik dengan
kebenaran, keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah yang tidak mengandung kebenaran tidak indah.
Ada dua nilai terpenting dalam
keindahan
- Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
- Nilai intrinsik adalah sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang merupakan tujuan dari sifat baik tersebut, contohnya pesan yang akan disampaikan dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan adalah Jean
M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga
kelompok besar, yaitu :
1. Kelompok yang berpendapat bahwa
keindahan itu subjektif adanya yakni karena manusianya menciptakan penilaian
indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita
dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa
diperdebatkan.
2. Kelompok yang berpendapat bahwa
keindahan objektif adanya, yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang
intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah
dari pada seekor lalat hijau.
3. Kelompok yang berpendapat bahwa
keindahan itu merupakan pertemuan antara yang subjektif dan yang objektif,
artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek
manusia dan objek substansi. Ada tiga hal yang nyata ketika seseorang
menyatakan bahwa sesuatu itu indah, apabila ada keutuhan (Integrity) ada
keselarasan (Harmony) serta kejelasan (Clearity) pada objek tersebut. Ini
biasanya disebut sebagai hukum keindahan.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan
yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia
menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena
menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu,
harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai
alasan-alasan non estetik.
KEINDAHAN
DAN KEBUDAYAAN
Keindahan berasal dari
kata indah yang berarti bagus,
cantik, elok dan molek. Keindahan
identik dengan kebenaran segala yang indah itu selalu mengandung kebenaran.
Walaupun kelihatanya indah tapi tidak mengandung kebenaran maka hal itu pada
prinsipnya tidak indah.
Keindahan yang
bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh selera perorangan, waktu,
tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh. Segala sesuatu yang
mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni, pemandangan alam, manusia
dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya. Dalam bahasa Latin,
keindahan diterjemahkan dari kata“bellum” Akar
katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan.
Dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Prancis “beao” sedangkan Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual.
Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya
dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti
terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang
jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada
pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau
kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya
adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita
yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan pokok hidupnya, terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah
kebutuhan pokok dapat dipenuhi, manusia menciptakan kesenian yang merupakan
salah satu kebutuhan psikisnya yang tercukupi melalui rasa keindahan (seni :
rasa indah), Kebudayaan yang beraneka
ragam menjadikan kesatuan keindahan yang luar biasa, beraneka macam kumpulan
kebudayaan yang ada menjadikan keindahan yang beraneka ragam pula didalamnya.
Keindahan dan karya cipta
1. Keindahan dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung
gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato,
yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang
melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus
yang berbicara tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula disimak
dari apa yang biasa dibicarakan oleh orang- orang Yunani mengenai buah pikiran
yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga mengenal
pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya
“
Syimmetria”, untuk keindahan berdasarkan pengelihatan. Misalnya pada seni pahat
dan arsitektur dan “Harmonia” untuk keindahan bedasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
a. Keindahan Seni
b. Keindahan Alam
c. Keindahan Moral
d. Keindahan Intelektual
2. Keindahan dalam Arti Estetika
Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan
indera penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni
merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara
penerapan-penerapan inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense
percepctions). Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah
sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat (Id qout visum placet).
Pendapat lain tentang keindahan. Keindahan adalah sifat dari
sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik,
bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa keingintahuan
tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya, jika kita bermusik,
kita akan semakin mencari ‘feel’ apa yang cocok untuk hati kita. Benda yang
mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni seperti pemandangan alam (Pantai,
Pegunungan, Danau, Bunga, Lereng Gunung), manusia (wajah, mata, hidung, bibir,
rambut, kaki, tubuh), Rumah (halaman, tatanan perabot rumah tangga dan
sebagainya), Suara, Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang
merupakan ciptaan Tuhan secara langsung. Betapa indahnya pemandangan matahari
pagi dari timur dan pemandangan sore hari ketika matahari sedang menuju
peraduannya di ufuk barat bumi ini. Demikian juga pemandangan yang indah
ciptaan Tuhan yang muncul dari perpaduan gunung yang menghijau dengan samudera
yang membiru. Indahnya pemandangan alam lepas, apalagi saat bulan pur nama yang
sejuk dengan desiran angin sepoi- sepoi basah. Keindahan seperti itu sudah
merupakan keindahan yang universal. Semua lapisan masyarakat akan merasakan
betapa indahnya ciptaan Tuhan. Karena dalam Islam sendiri, sebuah Hadits
Rasulullah SAW bersabda :
“ Sesungguhnya Allah Ta'ala indah dan suka kepada keindahan” .
(HR. Muslim)
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta
manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang
dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal, akibat
pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah
kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah
karena dasarnya tidak benar.
Sumber :